Kategori: Kesmas

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN DESA BERBASIS INTERNET OF THING (IoT) KEPADA KADER PKK DAN FORUM KESEHATAN DESA DI DESA PENADARAN, KECAMATAN GUBUG, KABUPATEN GROBOGAN

Telah dilaksanakan kegiatan pemberdayaan dan pelatihan kepada kader oleh Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Agustus 2023 pukul 09.00-14.00 WIB. Ratih Pramitasari S.KM., M.PH., selaku ketua pemberdayaan dan pelatihan memberikan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keahlian kader PKK dan Forum Kesehatan Desa di Desa Penadaran dalam mengolah program kesehatan. Keterbatasan kemampuan kader dalam memanfaatkan teknologi informasi, kurangnya pengetahuan pemerintah desa dalam membuat sistem informasi berbasis Internet of Thing (IoT), minimnya penerapan program teknologi informasi di desa karena adanya stigma negatif kepada warga desa tentang...

Baca lebih lajut

PENDAMPINGAN POSYANDU KENANGA DALAM UPAYA PENINGKATAN LITERASI KESEHATAN IBU BALITA DI DESA METESEH, KECAMATAN BOJA, KABUPATEN KENDAL

Oleh : Fitria Dewi Puspita Anggraini, S.KM., M.Sc. dari Prodi S-1 Kesehatan Masyarakat Telah dilaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat oleh Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang di Posyandu Kenanga, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Agustus 2022 pukul 08.00-12.00 WIB. Pelaksanaan posyandu yang bertepatan dengan moment pelaksanaan BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) sengaja dimanfaatkan oleh Fitria Dewi Puspita Anggraini, SKM., M,Sc selaku ketua pengabdian guna memberikan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan literasi kesehatan ibu balita terkait stunting. Kurangnya pemahaman ibu balita terkait stunting melatarbelakangi kegiatan pengabdian ini. Beberapa ibu berpikir bahwa anak...

Baca lebih lajut

Cara Mendapatkan Daya Tahan Tubuh Dengan Mudah dan Murah

Artikel ini ditulis oleh Vilda Ana Veria Setyawati, S. Gz, M.Gizi (Dosen S1 Kesehatan Masyarakat, UDINUS) Sudah lebih dari 1 tahun berlalu, tetapi pandemi COVID-19 belum berakhir. Bahkan saat ini, muncul varian virus yang baru yaitu Delta. Menurut berbagai riset, varian ini lebih berbahaya, mudah menular, dan gejala yang ditimbulkan juga bertambah. Jika virus covid 19 sebelumnya, jarang ditemukan pasien dengan gangguan pencernaan, varian ini memiliki kemampuan menyerang pencernaan sehingga timbul muntah dan diare. Sehingga kondisi yang terjadi saat ini, semua orang bertahan untuk dapat mencegah serangan covid dengan berusaha sekuat tenaga memperkuat daya tahan tubuh. Berbagai iklan dan...

Baca lebih lajut

True Mager, True Life ???

Artikel ini ditulis oleh Fitria Dewi Puspita Anggraini, S.KM, M.Sc (Dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Dian Nuswantoro) Sobat Healthies pasti sudah pada kenal istilah mager dong di era millenial sekarang ini ?!?! Yups, mager adalah istilah anak muda untuk mendefinisikan suatu kebiasaan yaitu Males Gerak. Males Gerak dari apapun aktifitasnya. Males Gerak ketika nonton TV, males gerak ketika belajar, males gerak untuk makan, males gerak saat kuliah online, pokoknya males gerak yang bikin semuanya jadi nyaman hanya dilakukan di atas kasur. So, sobat healthies bisa dibilang “udah pewe rebahan aja” apalagi di era pandemi sekarang ini, apa-apa serba...

Baca lebih lajut

PANDEMI COVID 19 DALAM PUSARAN POLITIK

Artikel ini ditulis oleh Agus Perry Kusuma, S.Kg, M.Kes (Dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, UDINUS)  Pandemi Covid 19 ini telah menghantui dunia karena dengan begitu cepat dan luasnya wilayah yang terinfeksi. Sebetulnya sejarah juga mencatat bahwa pada tahun 1818 terjadi pandemi yang yang disebut dengan “Flu Spanyol”  dan telah merenggut hingga 40 juta nyawa warga dunia. Akan tetapi dalam catatan sejarah tidak mencatat secara jelas tentang efek atau pengaruh dari flu spanyol berdasar basis data yang jelas, hal ini berbeda dengan pandemi covid 19 yang telah menghantam bukan hanya pada bidang kesehatan, akan tetapi juga berpengaruh pada sektor pariwisata,...

Baca lebih lajut

Menjadi Hak atau Kewajibankah Bagi Rakyat Indonesia dalam Pelaksanaan Vaksinasi Covid 19

Artikel ini ditulis oleh Agus Perry Kusuma, S.Kg, M.Kes (Dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, UDINUS) Belum lama ini, kita dikejutkan dengan pernyataan Anggota Komisi IX DPR RI, dr Ribka Tjiptaning Proletariyati saat dengar pendapat dengan Kementerian Kesehatan yang menyatakan vaksin covid 19 yang diproduksi sinovac sebagai “barang rongsokan”. Terdapat hal yang menarik disini, dengan berlatar belakang  sebagai seorang dokter, tentu mempunyai dasar argumentasi yang jelas, hanya sayangnya sebelum melakukan klarifikasi tentang pernyataannya tersebut, beliau dipindah ke Komisi VII yang membidangi energi, riset, permasalahan lainnya. Partai Politik (Parpol) dimana Ribka bernaung adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (P-DIP)   merupakan partai  pendukung...

Baca lebih lajut

Menanti Gebrakan Budi Gunadi Sadikin, Sang Menteri Kesehatan Republik Indonesia “Non Dokter”

Artikel ini ditulis oleh Agus Perry Kusuma, S.Kg, M.Kes (Dosen Prodi S1 Kesehatan Masyarakat, Universitas Dian Nuswantoro) Ditengah-tengah masih merebaknya kasus Covid 19 tiba-tiba Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinetnya, salah satunya mengganti Letjend (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp Rad (K) dengan Ir. Budi Gunadi Sadikin, yang sempat menuai kontroversi di kalangan masyarakat karena diketahui bahwa Budi Gunadi Sadikin merupakan lulusan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Fisika Nuklir yang lama berkecimpung di dunia Perbankan. Sebelumnya Budi Gunadi Sadikin menjabat Wakil Menteri (Wamen) Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menjadi hal yang menarik untuk disimak karena Budi Gunadi Sadikin menjadi Menteri Kesehatan Pertama di Republik Indonesia yang tidak mempunyai gelar Dokter, walaupun pada Kabinet Halim terdapat nama Mananti Sitompoel yang pernah menjabat sebagai Plt Menteri Kesehatan selama 2 Bulan 23 Hari Keberadaan  Menteri Kesehatan di dunia ini yang bukan merupakan lulusan dari pendidikan medis, sebetulnya merupakan hal yang biasa,  seperti : 1.Jens Spahn (Jerman), yang diketahui ternyata merupakan lulusan Ilmu Politik dan Hukum dari Universitas Hagen, yang menggantikan Herman Grohe yang juga tidak berlatar belakang medis 2.Andrew James Little (Selandia Baru), merupakan Lulusan Ilmu Hukum dari Victoria University, dimana sempat mengendalikan virus corona di Selandia Baru “Nol Kasus” selama beberapa bulan 3.Gan Kim Yong (Singapura), merupakan Menteri Kesehatan selama 9 tahun di Kabinet Lee Hsion Long, yang diketahui merupakan Master dari Cambridge University, lulusan Teknik Elektro 4.Alex Azhar...

Baca lebih lajut

KETAHANAN PANGAN DI MASA PANDEMI COVID-19

Artikel ini ditulis oleh Pijar Beyna Fatamorgana, S.KM, M.Sc (Dosen Kesehatan Masyarakat, UDINUS Pangan adalah kebutuhan dasar bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sifatnya yang sebagai kebutuhan dasar membuat pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting dan vital bagi kehidupan suatu bangsa. Kebutuhan pangan yang lebih besar dari ketersediaan pangan akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi suatu bangsa. Tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi saja, terganggunya ketahanan pangan akan menimbulkan berbagai gejolak sosial dan politik. Krisis pangan kini menghantui Indonesia ditengah pandemi Covid-19 yang masih belum usai. Organisasi pangan dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO) sempat menyampaikan akan...

Baca lebih lajut

Jangan Lupakan Asupan Gizi di Masa Pandemi COVID-19

Artikel ini ditulis oleh Pijar Beyna Fatamorgana S.KM, M.Sc (Dosen Kesehatan Masyarakat, Universitas Dian Nuswantoro) Sudah sekitar 8 bulan ini Pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga usai atau bahkan hanya sekedar mereda saja belum. Angka kasus positif Covid-19 di negeri ini makin hari makin naik bahkan saat ini melebihi dari jumlah kasus positif di negara asalnya yaitu China. Angka kasus positif terkonfirmasi per tanggal 4 Oktober 2020 di Indonesia menyentuh angka 303.498 orang (3992 kasus dalam 24 jam terakhir), 228.453 orang sembuh dan 11.151 orang meninggal dunia. Berbagai kebijakan telah dibuat oleh pemerintah sebagai regulator untuk mengatasi dan memutus...

Baca lebih lajut

New Normal? Siapkah?

Artikel ini ditulis oleh Muhammad Iqbal, SKM, MKM (Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Dian Nuswantoro) Kebijakan publik sejatinya merupakan alat atau upaya para pemegang kekuasaan untuk merespon atau menyelesaikan permasalahan publik yang ada, walaupun demikian kebijakan publik harus dapat seefisien mungkin saat diimplementasikan ke masyarakat. Tahapan formulasi kebijakan merupakan tahapan kunci sekaligus tahapan terpanjang dalam proses pembuatan kebijakan, karena pada tahapan ini para pemangku kebijakan juga harus menyiapkan SOP, aturan, dan standar yang nanti akan berlaku jika kebijakan publik tersebut dilaksanakan. Negara Indonesia bukan negara satu-satunya yang terkena imbas atau dampak dari pandemi Covid-19 bahkan per tanggal 29 Juni...

Baca lebih lajut

Kebijakan Trial and Eror ala Jokowi

Artikel ini ditulis oleh Agus Perry Kusuma, S.Kg, M.Kes Pada awal mei 2020 kita dikejutkan dengan ditekennya Peraturan Presiden (Perpres) No  64 Tahun 2020 tentang perubahan kedua terhadap Perpres No 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan. Pada Pasal 34 Perpres No 64 Tahun 2020 dinyatakan tentang adanya kenaikan iuran kepesertaan Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dimana untuk Kelas 1 terjadi kenaikan menjadi Rp 150.000, sedangkan untuk Kelas 2 ditetapkan sebesar Rp 100.000,- dan untuk Kelas 3 ditetapkan sebesar Rp 42.000,- dimana pemerintah mensubsidi sebesar Rp 16.500 dari iuran kepesertaan semula sebesar Rp 25.500,-. Hal ini seolah mengulang kembali keinginan Pemerintah pada akhir tahun 2019, dalam menaikkan iuran kepesertaan,seperti tertuang dalam Perpres No 75 Tahun 2019, pemerintah menetapkan kenaikan untuk Klas 1 sebesar Rp 160.000, sedangkan untuk Kelas 2 sebesar Rp 110.000,- sedangkan untuk Kelas 3 sebesar Rp 42.000,- akan tetapi Perpres tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Agung dengan putusan Mahkamah Agung (MA) Nomor 7P/HUM/2020 dan dimenangkan oleh pihak pemohon yaitu Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) Dalam amar putusannya Mahkamah Agung menyebutkan terdapat tiga (3) hal yang menyebabkan pembatalan terhadap iuran kepesertaan dalam Perpres No 75 Tahun 2019, Pertama BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada peserta masih belum optimal, Kedua : MA menganggap tidak tepat terjadi kenaikan iuran di tengah kondisi melemahnya ekonomi masyarakat, sedangkan alasan Ketiga : MA meminta BPJS Kesehatan menyelesaikan persoalan ego sektoral dengan instansi pemerintah...

Baca lebih lajut

Pentingnya Protokol Kerja di New Normal

Artikel ini ditulis oleh Bayu Yoni Setyo Nugroho, M.P.H (Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat, Universitas Dian Nuswantoro) Sudah lebih 4 bulan Indonesia dan dunia menghadapi pandemik covid-19. Pemerintah dan masyarakat mengalami dampak yang luar biasa akibat keadaan yang berlangsung cukup lama ini. Meskipun angka kematian akibat COVID 19 hanya sebesar 2,3% bila dibandingkan SARS 10 % dan MERS 37%. Beberapa pekerjaan telah terganggu dan tidak dapat optimal meskipun sudah ada kampanye WFH (Work From Home). Manusia pada hakekatnya mahluk sosial  dan membutuhkan sosialisasi antar individu, pembatasan aktivitas dan kontak selama 4 bulan terakhir yang bertujuan mencegah persebaran pandemic yang semakin...

Baca lebih lajut
Pemuatan
id_IDIndonesian