Telah dilaksanakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Desa Penadaran, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan. Kegiatan yang mendapatkan pendanaan penuh dari internal LPPM Udinus ini dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Februari 2023 di Balai Desa Penadaran dengan melibatkan 16 kader kesehatan yang ada. Pengukuran literasi kesehatan ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kader untuk memahami literasi kesehatan digital karena kader berperan penyedia informasi yang harus memiliki kemampuan dalam memilah dan memilih informasi yang valid dan akurat untuk diteruskan kepada masyarakat. Penadaran dipilih oleh Enny Rachmani, SKM., M.Kom, Ph.D selaku Ketua Pengusul sebagai lokasi mitra dalam kegiatan tridharma oleh dosen Fakultas Kesehatan UDINUS karena desa ini sedang berusaha berkembang menuju desa yang mewujudkan digitalisasi dalam bidang kesehatan.

Pengukuran literasi kesehatan digital dilakukan menggunakan website Si-Cerdik. Si Cerdik (Sistem Informasi Cara Evaluasi Range Digital Literasi Informasi Kesehatan) merupakan aplikasi pengukuran diri sendiri terkait literasi kesehatan digital sebagai dasar transformasi digital bidang kesehatan. Website Si-Cerdik menyediakan menu-menu lain seperti PHIC4PHC untuk pengukuran kompetensi literasi kesehatan digital untuk tenaga kesehatan, Literasi TBC, dan Pengukuran Tingkat Literasi Kesehatan untuk Indonesia. Untuk menu PHIC4PHC dan DHLC telah menyediakan Certificate of Completion (sertifikat pengukuran) yang mampu mengkategorikan kemampuan literasi kesehatan digital kita dalam level Pemula, Mandiri, Mandiri Tingkat Lanjut dan Ahli. Salah satu menu yang tersedia di website Si-Cerdik adalah DHLC (Digital Health Literacy Competencies for Citizen) yang merupakan kuesioner literasi Kesehatan digital (Digital Health Literacy) untuk masyarakat umum yang telah teruji validitas dan reliabiltasnya dan merupakan kuesioner yang dikembangkan dari “The Digital Competences Framework for Citizens”.

Materi literasi kesehatan digital disampaikan oleh Fitria Dewi Puspita Anggraini, SKM., M.Sc. Literasi kesehatan digital adalah kemampuan seseorang untuk mencari, menemukan, memahami dan menilai informasi kesehatan kesehatan dari sumber elektronik dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk mengatasi atau memecahkan masalah kesehatan. Pada dasarnya pemanfaatan literasi kesehatan digital dapat diperuntukkan bagi siapapun tanpa terkecuali, termasuk kader kesehatan. Materi ini dinilai penting untuk disampaikan mengingat maraknya informasi hoax yang beredar di tengah masyarakat saat ini. Saat sesi diskusi berlangsung, para kader dapat mencontohkan berita-berita kesehatan hoax yang kerap beredar di masyarakat. Pada sesi ini, pembicara menyebutkan bahaya-bahaya dari hoax yang beredar akan dapat memunculkan stigma bagi penderita. Stigma yang beredar justru akan meningkatkan resiko penularan dan penyebaran penyakit, jika penyakit-penyakit yang distigma merupakan penyakit menular seperti TBC. Sehingga, pembicara menekankan bahwa yang perlu dihindari adalah penyakitnya dengan memahami cara penularan penyakit, bukan penderitanya. Pemahaman mengenai penyakit inilah yang perlu ditingkatkan dengan literasi kesehatan digital. Materi kedua disampaikan oleh Oki Setiono, M.Kom mengenai website Si-Cerdik dari mulai cara mengakses, menu-menu pilihan yang ada di website, cara pengukuran literasi digital hingga interpretasi hasil. Pada kader mengikuti pre-test secara paper based test, tetapi ketika mengikuti post-test dipandu untuk melakukannya secara langsung menggunakan device smartphone masing-masing.

Sebelum dan sesudah pemberian materi edukasi dilakukan pengukuran terkait kemampuan literasi kesehatan digital peserta. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan rata-rata nilai pre-test dan post-test yang berisi 26 butir pertanyaan. Pengukuran pertanyaan pre-test dilakukan oleh kader menggunakan website Si-Cerdik secara langsung menggunakan device smartphone masing-masing. Hasil penilaian pre-test dan post-test diolah secara statistik menggunakan uji beda Wilcoxon Test. Hasil pengukuran dari kegiatan intervensi dengan penyampaian materi edukasi dinyatakan berbeda jika p value < 0,05. Sebelum melakukan pre-test, pada kader diberikan edukasi mengenai pentingnya literasi kesehatan digital oleh tim dengan metode diskusi ceramah dan diskusi interaktif.

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan, hasilnya diolah oleh anggota tim lainnya dan ditemukan bahwa edukasi memberikan perubahan terhadap kemampuan Digital Health Literacy Citizen (DHLC) terhadap kader kesehatan dengan nilai rata-rata sebelum edukasi 4,27 dan nilai rata-rata sesudah edukasi mencapai 4,74. Selanjutnya oleh anggota tim hasil pre-test dan post-test dilakukan uji beda menggunakan Uji Wilcoxon dan menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan kemampuan Digital Health Literacy Citizen pada kader kesehatan di Desa Penadaran Kabupaten Grobogan sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi sebesar 0,018, (p < 0,05). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa terdapat 12 responden mengalami peningkatan kemampuan Digital Health Literacy Citizen (DHLC) setelah mengikuti sosialisasi, sedangkan hanya 3 responden yang tidak mengalami peningkatan serta 1 responden tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kategori kemampuan literasi kesehatan digital, sebelum dilakukannya edukasi diperoleh hasil bahwa kategori literasi kesehatan digital kader Desa Penadaran 9 orang Pemula, level Mandiri 3 orang, Mandiri Tingkat Lanjut 1 orang dan level Ahli 3 orang. Setelah diberikan edukasi, kategori literasi kesehatan digital mereka meningkat menjadi Pemula 7 orang, Mandiri 4 orang, Mandiri Tingkat Lanjut 2 orang dan Ahli meningkat menjadi 4 orang. Acara kemudian diakhiri dengan pembagian doorprize kepada 3 kader tercepat dalam pengisian kuesioner dengan kategori Ahli.

Besar harapan tim, website Si-Cerdik dapat dimanfaatkan secara luas baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh masyarakat umum dalam melakukan pengukuran literasi kesehatan digital. *)

 

*) Sumber : Dokumentasi Tim

Pengukuran Health Literacy Kader Kesehatan di Desa Penadaran Menggunakan Si-Cerdik

Pengukuran Health Literacy Kader Kesehatan di Desa Penadaran Menggunakan Si-Cerdik

ditulis oleh Enny Rachmani, SKM., M.Kom, Ph.D dan Fitria Dewi Puspita Anggraini, SKM., M.Sc.