Artikel ini ditulis oleh Bayu Yoni SN, M.Kes (Dosen Kesehatan Masyarakat UDINUS)
Seperti tahun sebelumnya, awal tahun selalu diiringi dengan hujan yang melanda hampir seluruh daerah di Indonesia. Musim hujan tidak dapat dihindari dan semestinya memang datang. Bekerja terus berjalan tanpa memandang cuaca. Terkadang kondisi tubuh tidak dapat segera menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sehingga daya tubuh mengalami penurunan fungsi. Influenza, batuk, meriang dan beberapa penyakit timbul ketika musim hujan tiba. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan menanggulangi ketika daya tahan tubuh melemah.
- Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang tidak membutuhkan biaya yang banyak, aktivitas fisik minimal 30 menit dalam satu hari dan 2,5 jam dalam waktu seminggu (WHO, 2010, Permenkes. 2016). Pekerja kantor merupakan jenis pekerjaan yang memiliki risiko gangguan musculoskeletal dikarenakan 70% – 85% bekerja pada posisi duduk (Healy,2013). Beberapa penelitian membuktikan pekerja yang tidak melakukan aktifitas fisik yang cukup di tempat kerja akan meningkatkan risiko obesitas, risiko terdampak penyakit, penurunan produktivitas dan peningkatan absensi kerja. Peregangan merupakan langkah yang simple dan bisa dilakukan di tempat kerja, menggunakan tangga kantor sebagai arena melakukan aktivitas fisik.
- Pola makan adalah mengatur makanan atau minuman yang masuk dalam tubuh, makanan dibutuhkan sebagai sumber energy digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Musim hujan memberikan dampak terhadap suhu lingkungan yang lebih rendah sehingga memaksa tubuh manusia untuk meningkatkan suhu supaya dapat bekerja optimal. Makanan sebagai “bahan bakar” selazimnya memberikan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan makanan berdasarkan jenis dan kandungan gizi yang tepat. Menghindari makanan yang berminyak, minuman dingin serta memperhatikan kondisi makanan apakah bersih.
- Mengantisipasi terjadi keterlambatan sampai ke tempat kerja maka ada beberapa hal yang diperhatikan pertama memetakan daerah yang rawan banjir disekitar area jala menuju ke tempat kerja. Kedua menyiapkan jas hujan bagi pengguna kendaraan bermotor atau mempersiapkan menggunakan kendaraan umum serta pemilihan waktu berangkat kerja yang lebih pagi untuk menghindari kemacetan. Banyak pimpinan tempat kerja mendapati pekerja terlambat ke tempat kerja, hal ini mempengaruhi jam kerja. Jam produktifitas kerja 8 jam sehari dan terganggu akibat keterlambatan kerja. Hal ini perlu dipersiapkan supaya musim hujan tidak mengganggu jam kerja.
- Mengatur suhu ruangan, suhu lingkungan luar yang dingin membuat tubuh merasa dingin sehingga bila pengaturan temperatur udara dalam ruangan yang tidak tepat berakibat terhadap kinerja tubuh menjadi berat dalam menghangatkan. Suhu nyaman dalam ruangan ketika musim hujan normalnya lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.
Bekerja merupakan sebuah keniscayaan sebagai bentuk produktivitas dalam menjalani kehidupan. Cuaca menjadi salah satu faktor dalam mempengaruhi produktivitas. Beberapa tips diatas dapat menjadikan bekerja di musim hujan menjadi suatu yang tidak bermasalah.
REFERENSI
World Health Organisation, 2010. Global recommendations on physical activity for health.
G.N. Healy, E.G. Eakin, A.D. Lamontagne, N. Owen, W.A. Winkler, G. Wiesner, L. Gunning, M. Neuhaus, S. Lawler, B.S. Fjeldsoe, D.W. Dunstan Reducing sitting time in office workers: short-term efficacy of a multicomponent intervention Prev. Med., 27 (2013), pp. 43-48
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 48. 2016. Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran. Diakses 2 Januari 2020
Ribuan Pekerja dan Pelajar di Gresik Terlambat Gara-gara Banjir Bengawan Solo