Artikel ini ditulis oleh Vilda Ana Veria Setyawati, M.Gizi (Dosen Kesehatan Masyarakat, UDINUS)

Pertanyaan-pertanyaan ini muncul di benak pada ibu yang memiliki balita semenjak isu tentang stunting gencar dimunculkan di lini masa karena menjadi salah satu program utama untuk diselesaikan oleh pemerintah RI.

Apabila ibu ingin memastikan anaknya mengalami stunting atau tidak, era revolusi industri 4.0 mengajarkan bahwa yang dilakukan pertama adalah search google.com. Artikel-artikel yang muncul secara keseluruhan akan mengatakan bahwa anak yang pendek belum tentu stunting, tetapi harus dilihat secara spesifik bagaimana keadaannya, tinggi badan kedua orang tuanya, daya tahan tubuhnya, dan aspek-aspek lainnya. Sebagai ibu, pastinya bingung jika dihadapkan pada hal-hal seperti ini. Krena mengukur anak stunting atau tidak melalui banyak aspek tidak mudah dan tidak bisa dilakukan secara mandiri. Padahal jika hanya berdasarkan tinggi badan dan umur saja, siapapun bisa mengetahui balita termasuk stunting atau tidak.

Jika sebagai ibu sudah mengetahui anaknya pendek sejak dini, selanjutnya ibu akan berjuang untuk memberikan yang terbaik agar pertumbuhan anaknya bisa tercapai maksimal. Apalagi jika anak masih balita, masih ada banyak waktu untuk tumbuh asalkan asupan gizi diberikan dan dipantau secara maksimal.

Dalam sebuahh kajian yang berjudul “Ulasan tentang Standar Pertumbuhan WHO untuk Anak Indonesia” oleh Endang L. Achadi, Atmarita, Abas B. Jahari, Siti A. Pujonarti menyimpulkan dan merekomendasikan bahwa Indonesia perlu mempunyai standar pertumbuhan emas (gold standard) untuk anak-anak sebagai acuan dalam memonitor pencapaian pertumbuhan yang normal sesuai potensi genetiknya.  Pada saat ini masih terlalu sulit, lama dan mahal untuk mengembangkan standar yang memenuhi persyaratan pertumbuhan normal, selain bahwa penduduk Indonesia masih mengalami tren sekuler pertumbuhan. Oleh karena itu, Standar Pertumbuhan WHO merupakan standar yang saat ini masih paling tepat untuk Indonesia.

Sehingga, setiap ibu atau siapapun bisa mengetahui status stunting atau tidak seorang anak melalui sebuah aplikasi “anthropometric calculator” yang bisa dipasang pada handphone android ataupun “WHO anthro” jika memakai laptop atau PC.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan mandiri oleh ibu/ keluarga dalam mendeteksi stunting/ pendek menggunakan HP android yaitu :

  1. Download aplikasi “ANTHROPOMETRIC CALCULATOR” melalui playstore lalu install
  2. Buka aplikasi tersebut dan akan muncul seperti gambar no.1
  3. Klik pada “normal children” dan akan muncul seperti pada gambar no.2
  4. Pilih WHO Growth Chart dan akan muncul tampilan seperti no.3
  5. Isi “date of birth” dengan tanggal lahir anak, misal : 3 Februari 2017

“date of measurement” dengan tanggal pengukuran, misal : 18 Maret 2019

“sex” pilih jenis kelamin, “male” untuk laki-laki, dan “female” untuk perempuan

“height” masukkan tinggi badan saat tanggal pengukuran

“weight” masukkan berat badan saat tanggal pengukuran

“HC: head circumference” artinya lingkar kepala, dikosongkan saja

6. Klik pada tombol “calculate” dan akan muncul tampilan seperti no 4. Lengkap dengan data yang sudah diisi

7. Hasil pengukuran terletak pada angka di bawah tinggi dan berat badan.

Misal pada gambar 4 di atas, untuk kasus dengan data yang sudah dimasukkan :

Tinggi badan menurut umur menunjukkan -2,96 Standard Deviasi (SD), artinya berdasarkan tinggi badan menurut umur, anak ini termasuk dalam pendek atau dengan kata lain stunting ringan.

Kategori status gizi menurut TB/U berdasarkan SK Antropometri 2010 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan RI, sebagai berikut  :

-2,00 SD s/d 2,00 SD        normal

-3,00 SD s/d -2,01 SD       pendek

< -3,00 SD                           sangat pendek

Dikatakan stunting jika hasil pengukuran masuk dalam kategori “pendek dan sangat pendek”.

Sebagai tambahan, pada aplikasi ini juga sekaligus dapat mengetahui status gizi berdasarkan berat badan, apakah anak termasuk gizi baik, kurang atau bahkan buruk. Para pembaca bisa mengetahui hasilnya dengan membaca hasil pengukuran di SK Antropometeri 2010 tersebut (bisa dicari melalui google.com).

DAFTAR PUSTAKA

Endang L. Achadi, Atmarita, Abas B. Jahari, Siti A. Pujonarti, 2019. Ulasan tentang Standar Pertumbuhan WHO untuk Anak Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, IGI.

Kementerian Kesehatan RI, 2011. Standar antropometri penilaian status gizi anak. http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/07/buku-sk-antropometri-2010.pdf

WHO, 2019. Child growth standards. https://www.who.int/childgrowth/software/en/.