Artikel ini ditulis oleh : Widya Ratna Wulan, S.KM., M.KM. Dosen Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, UDINUS dan diedit oleh Humas Fakultas Kesehatan UDINUS

Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia, terbukti berbagai cara dilakukan orang untuk mendapatkan taraf kesehatan yang prima. Bila seseorang menderita sakit biasanya mereka akan segera berusaha mengatasi dan mengobati penyakitnya hingga sembuh. Demi mencapai kesembuhan yang diharapkan seseorang memerlukan bantuan dari pihak lain yaitu Rumah Sakit sebagai institusi yang berwenang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. Seiring dengan semakin pedulinya masyarakat terhadap kesehatannya, semakin tinggi pula tuntutan masyarakat atas mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit khususnya dari segi pelayanan prima dalam bentuk komunikasi yang baik saat proses pendaftaran yang merupakan salah satu proses awal dari alur rekam medis.

Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu konsumen internal dan konsumen eksternal. Konsumen internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk tenaga rekam medis, unsur penunjang lainnya, dan unsur adminitrasi sebagai provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal.

Sedangkan konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu pelanggan baik secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di rumah sakit. Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar individu (interpersonal) yang terlibat dalam sistem tersebut. Komunikasi antara staf rumah sakit  dengan pasien dan keluarga pun harus  dilakukan komunikasi secara efektif.  Komunikasi efektif merupakan komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attidute change)  pada orang yang terlibat dalam komunikasi.

Contoh komunikasi efektif dalam pelayanan dapat dilihat dari komunikasi non-verbal yang berwujud gesture, attitude dan ekspresi wajah staf rumah sakit khususnya tenaga rekam medis yang berada dalam posisi pendaftaran. Unit pendaftaran yang menjadi citra awal pemberian pelayanan tentunya sangat menentukan kondisi psikologis pasien dalam penerimaannya. Ketika tenaga rekam medis memberikan bentuk komunikasi non-verbal yang kurang baik seperti kurang ramah, tidak informative dan kurang komunikatif, tentunya akan berpengaruh pada citra pelayanan rumah sakit tersebut. Berbeda dengan pelayanan prima yang diberikan oleh tenaga rekam medis yang memberikan komunikasi non-verbal baik, tentunya akan berpengaruh pada kesan pasien untuk berobat kembali di rumah sakit tersebut.

Rumah sakit sebagai suatu organisasi tidak akan efektif apabila interaksi diantara orang-orang yang tergabung di dalamnya tidak pernah ada komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting karena merupakan aktivitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya untuk menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu kepada staf atau unit-unit dibawahnya. Dengan komunikasi maka fungsi menejerial yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi dan pengawasan dapat dicapai.

Ruang lingkup manajemen komunikasi dan informasi yang efektif terdiri dari :

  1. Perencanaan komunikasi
  2. Komunikasi dengan masyarakat
  3. Komunikasi dengan Pasien dan keluarga
  4. Komunikasi dalam organisasi
  5. Rekam Medis

Rekam Medis adalah semua keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas pasien, anamnesa, pemeriksaan, penunjang, diagnosa sampai dengan segala penyelesaian dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Jadi rekam medis merupakan alat komunikasi antar pemberi pelayanan pasien dan menyimpan informasi penting tentang kesehatan pasien.

Selain itu rekam medis merupakan alat komunikasi tertulis antar profesi dalam melakukan asuhan keperawatan pasien dan antar profesi yang terkait. Semua profesi yang melakukan asuhan keperawatan mencatat kegiatannyanya dalam rekam medis sesuai dengan yang ditentukan oleh undang-undang.

 

Source : Hadjam, Noor Rochman. JURNAL PSIKOLOGI 2001, NO. 2, 105 – 115. EFEKTIVITAS PELAYANAN PRIMASEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PELAYANANDI RUMAH SAKIT(PERSPEKTIF PSIKOLOGI). Universitas Gadjah Mada

dan beberapa referensi terkait.