Bangkok, Thailand – Mahasiswa kesehatan masyarakat dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Indonesia, dan Universitas Thammasat, Thailand, baru-baru ini terlibat dalam program pengabdian masyarakat internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Program ini diprakarsai oleh Ratih Pramitasari, Izzatul Alifah Sifai, Aprianti, Dea Garnita Puri, dan Dea Zevita, dengan fokus pada pentingnya pendidikan K3 bagi mahasiswa sebagai calon tenaga kerja dan pemimpin masa depan.

Pentingnya Kesadaran K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) memiliki peran penting dalam melindungi pekerja dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sekaligus mempromosikan kesehatan secara keseluruhan. Namun, beberapa permasalahan utama terkait K3 diidentifikasi, antara lain:

  1. Kurangnya Pertukaran Pengetahuan K3: Belum adanya inisiatif formal untuk kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antara Indonesia dan Thailand.
  2. Minimnya Media Promosi K3 Bersama: Belum ada upaya bersama untuk menyebarkan materi atau kampanye terkait K3.
  3. Belum Terdokumentasikannya Praktik K3 di Kedua Negara: Praktik K3 di Universitas Dian Nuswantoro dan Universitas Thammasat belum dibandingkan secara sistematis.

Untuk mengatasi tantangan ini, tim merancang program komprehensif yang melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi promosi K3, khususnya bagi mahasiswa kesehatan masyarakat di Bangkok, Thailand.

Mengapa K3 Penting untuk Mahasiswa?

Pemahaman tentang K3 sangat penting bagi mahasiswa, terutama yang akan memasuki dunia kerja. Pengetahuan ini mempersiapkan mereka menghadapi tempat kerja yang lebih aman, meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab hukum, serta mendukung produktivitas dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Selain itu, penerapan K3 dapat mencegah masalah kesehatan jangka panjang, seperti gangguan pernapasan dan nyeri punggung.

Pelaksanaan dan Agenda Utama

Program ini dilaksanakan melalui sesi pendidikan dan berbagi pengalaman yang melibatkan mahasiswa dan dosen dari kedua universitas.

  1. Pendidikan K3 untuk Mahasiswa Thammasat
    Pada 26 Oktober 2024, sesi pendidikan digelar di Universitas Thammasat dengan menghadirkan dua dosen, dua mahasiswa doktoral, dan empat mahasiswa magister dari Indonesia. Mereka berbagi informasi tentang isu-isu K3 di Indonesia, membagikan materi promosi, dan mendiskusikan praktik terbaik K3.
  2. Sesi Berbagi Daring dengan Mahasiswa Udinus
    Pada 10 November 2024, sesi daring melibatkan 65 peserta dari kedua universitas. Mahasiswa Thammasat berbagi pengalaman mereka tentang K3, yang memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa Udinus.

 

Perbandingan Praktik K3 di Thailand dan Indonesia

Program ini juga menyoroti kesamaan dan perbedaan dalam regulasi serta tantangan K3 di kedua negara:

  • Thailand:
    • Undang-Undang: Occupational Safety, Health, and Environment Act.
    • Lembaga Pemerintah: Department of Labor Protection and Welfare (DLPW).
    • Bahaya Umum: Risiko di sektor konstruksi, manufaktur, dan pertanian.
  • Indonesia:
    • Undang-Undang: UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
    • Lembaga Pemerintah: Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan BPJS Ketenagakerjaan.
    • Bahaya Umum: Tantangan di sektor konstruksi, pertambangan, dan manufaktur.

Hasil dan Publikasi

Program ini menghasilkan sejumlah keluaran penting, di antaranya:

  • Publikasi artikel di jurnal internasional untuk menyebarluaskan temuan.
  • Video dokumentasi program melalui kanal YouTube “Abdimasku”.
  • Pembuatan poster K3 dan buku referensi berjudul “Ergonomics and Media Development”.

Kolaborasi dan Pendanaan

Program ini didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Dian Nuswantoro bekerja sama dengan Universitas Thammasat. Keberhasilan program ini menunjukkan pentingnya kemitraan internasional dalam menghadapi tantangan global di bidang kesehatan kerja.

Melalui kolaborasi ini, mahasiswa kesehatan masyarakat tidak hanya mendapatkan wawasan baru tentang K3, tetapi juga berkontribusi dalam membangun budaya keselamatan dan kesehatan lintas negara. (Ratih Pramitasari dan Izzatul Alifah Sifai)