Bayi adalah makhluk ciptaan Tuhan yang usianya 0 sampai 12 bulan. Dia membutuhkan sesuatu untuk bertahan hidup yang tentunya berbeda saat berada di perut ibu. Saat berada di perut ibu, semua kebutuhan dipenuhi melalui plasenta yang langsung disampaikan ke janin. Akan tetapi saat dia sudah lahir, maka dia harus bertahan hidup dengan memenuhi kebutuhan gizi.
Kebutuhan gizi yang tidak terpenuhi menyebabkan anak menderita kurang gizi. Data dari Dinas Provinsi Jawa Tengah periode Januari- Maret
tahun 2018 menunjukkan jumlah balita yang menderita gizi buruk dari 35 kabupaten dan kota berjumlah 1032 anak. Awal mula seorang balita menderita gizi buruk adalah kurang gizi. Jika tertangani dengan baik, maka anak akan kembali menjalani pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Jika tidak balita akan menjadi gizi buruk.

Siapa yang memenuhi kebutuhannya ? Tentu saja jawabannya adalah sang Ibu. Atau jika ibu meninggal pada saat persalinan, maka yang merawat bayi yang memenuhi kebutuhannya. Baik ayah atau nenek sang bayi.

Apa saja kebutuhannya ? Kebutuhan yang akan dibahas di artikel ini adalah gizi. Gizi erat hubungannya dengan makanan. Bayi usia 0-6 bulan cukup dipenuhi kebutuhan gizinya dari ASI saja tanpa tambahan apapun, baik madu, air putih, susu formula, dan lai-lain kecuali obat jika dia sakit. Ini yang sering disebut sebagai ASI EKSKLUSIF (pembahasan lanjut akan diulas pada artikel selanjutnya). Sampai saat ini, masih saja ada ibu/ ayah/ nenek si bayi yang berpikir bahwa bayi menangis karena lapar dan ASI saja tidak cukup. Itu adalah hal yang salah. Ditegaskan sekali lagi bahwa usia 0 – 6 bulan, bayi sudah cukup mendapat ASI.

Selanjutnya jika anak memasuki usia 6 bulan ke atas, ASI harus tetap diberikan dengan diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Namanya saja pendamping, sehingga sampai anak berusia 24 bulan atau 2 tahun, ASI tetap yang utama. Banyak perilaku pemberian makan yang salah untuk anak-anak yang memasuki MP-ASI. Sebaiknya, memberi ASI dulu baru makanan, bukan sebaliknya. Akibatnya jika anak sudah mendapat makan terlebih dahulu, anak tidak mau ASI sehingga akan menjadi gizi kurang.

Sumber data : http://data.jatengprov.go.id/dataset/kasus-balita-gizi-buruk-bb-tb-di-jawa-tengah-januari-maret-2018/resource/bb0a0bee-dfa6-481b-b47e-3d2067d88acb

Sumber gambar : https://majalahkartini.co.id/keluarga-karier/anak/menurut-who-inilah-standar-emas-nutrisi-untuk-bayi/