Artikel ini ditulis oleh Vilda Ana Veria Setyawati, S.Gz, M.Gizi (Dosen Kesehatan Masyarakat, Universitas Dian Nuswantoro)

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Hal ini diajarkan sejak bayi lahir dan bertahan sepanjang hidup. Alhasil, manusia biasanya makan hanya untuk kenyang.

Namun apakan fungsi makanan cukup sampai disini ? Tentu saja lebih banyak lagi.

Corona virus disease 19 atau yang lebih dikenal dengan covid-19  “mengajarkan” makanan memiliki banyak peran lebih dari sekedar mengenyangkan perut semata. Artikel-artikel kesehatan dari berbagai sumber sudah membahas bahwa Covid-19 dapat dicegah penularannya dengan selalu menjaga kebersihan tubuh. Selain itu, sekalipun kita berkontak dengan pembawa virus, tubuh tidak akan tertular jika daya tubuh terjaga. Daya tahan tubuh dapat dibangun salah satunya dengan konsumsi makanan bergizi. Lalu apa yang terjadi dengan praktek gizi di era covid-19 dibandingkan sebelumnya ?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kenyang merupakan tujuan utama. Sebelumnya, masyarakat mengkonsumsi makanan tanpa peduli apa kandungan gizinya, bagaimana cara memasaknya, didapat dari mana makanan itu.

Akan tetapi corona memberikan dampak sebaliknya, masyarakat lebih memperhatikan kandungan gizi makanan terutama terkait aspek keseimbangan gizi. Namun, hal pertama yang menjadi pertimbangan bebas dari kuman adalah kebersihan makanan. Makanan yang bersih akan menjaga zat gizi didalamnya agar terserap dengan baik di dalam tubuh dan memberikan manfaat sesuai dengan seharusnya.

Alhasil, lebih banyak lagi yang kembali memilih masakan “home made” atau masakan sendiri. Sebelum tejadi pandemi ini, orang cenderung mengabaikan bagaimana proses makanan yang dijual di pasaran. Padalah sejenak sebelum makan,  coba berfikir pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

Apakah makanan yang dibeli sudah pasti bersih ?

Akankah yang memasak makanan mencuci tangan terlebih dahulu ?

Apakah dapur dan alat-alat memasak dan mencuci peralatan makan dibersihkan dengan rutin ?

Apakah bahan makanan yang dibeli dan dimasak pada hari yang sama sehingga selalu segar dan jauh dari kata busuk ?

Apakah orang yang melayani pelanggan membersihkan tangan setelah melakukan transaksi pembayaran sehingga tidak ada pertukaran kuman dari uang ?

Dan masih banyak lagi pertanyaan jika kita harus membeli makanan dari luar.

Apabila makanan yang dikonsumsi sehari-hari dimasak di rumah, makan seluruh pertanyaan di atas dapat dijawab dengan mudah dan pasti. Hasilnya, aspek kebersihan makanan terpenuhi.

Makanan yang bersih tidak akan menjadi media penularan covid-19. Dari sekian banyak manfaat makanan bersih untuk tubuh yang sering dibahas oleh artikel kesehatan, 2 hal yang menjadi poin dalam menghadapi pandemi corona yaitu makanan bersih terhindar dari virus, jamur, dan bakteri serta zat gizi akan terserap dengan baik yang tentunya bermanfaat untuk menjaga imunitas tubuh.

Selain tentang kebersihan, ada juga kunci pemenuhan kebutuhan gizi, yaitu jumlah, jenis,dan frekuensi. Maknanya, setiap individu membutuhkan ketiga hal tersebut dalam porsi yang berbeda (cek Angka Kebutuhan Gizi).

Makanan yang dimasak sendiri lebih memungkinkan untuk memenuhi ketiga kunci tersebut. Jumlah diatur sesuai dengan kebutuhan. Jenis masakan harian sudah pasti bervariasi karena tidak mungkin memasak sendiri menu yang sama setiap harinya. Kemudian, frekuensi setidaknya dipenuhi 3 kali makan besar dalam sehari. Frekuensi makanan yang terpenuhi ini juga merupakan imbas dari adanya “work from home”. Biasanya orang-orang yang beraktifitas di pagi hari baik bekerja atau kuliah, sebagian besar diantara mereka sering melewatkan waktu untuk sarapan. Jadi secara frekuensi hanya makan 2 kali sehari. Pola ini berubah dengan adanya pandemi ini.

Setidaknya sudah 2 bulan lebih, sebagian besar orang di Indonesia melakukan pembatasan aktifitas diri di rumah terhitung sejak 13 Maret 2020. Dampak terhadap pola makan juga dirasakan pada kurun waktu yang sama. Diharapkan setelah pandemi berakhir, tiga kunci pemenuhan gizi menjadi kebiasaan walaupun aktifitas kembali semula.

Gambar diambil dari https://www.google.com/search?q=praktek+gizi+seimbang&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwiDxInr8LzpAhXKXSsKHV_YBOgQ_AUoAXoECAwQAw&biw=1600&bih=740#imgrc=7KRqb1EzEA_G9M