Artikel ini ditulis oleh Evina Widianawati, S.Si, M.Pd (Dosen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, UDINUS)

Pasien positif COVID-19 di Indonesia tersebar disemua provinsi dengan jumlah pasien positif COVID-19 adalah 50.187 pasien. Tenaga medis saat ini tengah berjuang digaris terdepan untuk melawan COVID-19. Tenaga medis juga berkewajiban melakukan pendataan pasien COVID-19 secara lengkap dan akurat selama proses perawatan pasien. Hal ini menimbulkan pertanyaan, adakah penelitian vaksin yang berhasil mencegah penularan COVID-19 dari data rekam medis yang dimiliki oleh tenaga medis?

Pada awal ditemukannya coronavirus, para peneliti menemukan informasi dari rekam medis pasien bahwa pasien terserang sindrom pernafasan akut. Data rekam medis pasien pertama yang meninggal akibat COVID-19 diketahui sering datang ke pasar Ikan Huanana, selang beberapa hari istri pasien tersebut terjangkit coronavirus namun istri pasien tersebut tidak pernah ke pasar Ikan Huanana, begitu pula dengan 23 pasien yang lainnya. Dari hal inilah peneliti menyimpulkan bahwa penularan terjadi dari manusia ke manusia. Penelitian terus dilanjutkan sehingga diketahui bahwa penularan coronavirus melalui batuk, bersin, menyentuh permukaan yang terkontaminasi; dan gejala umum positif COVID-19 yaitu demam, batuk kering dan sesak nafas.

Data rekam medis juga digunakan oleh pusat penelitian untuk mengembangkan vaksin COVID-19. Dengan mempelajari riwayat kesehatan pasien COVID-19 yang ada dalam dokumen rekam medis peneliti mencoba menemukan vaksin yang paling efektif untuk mengatasi COVID-19.  Dalam melakukan uji coba vaksin, data rekam medis relawan vaksin digunakan sebagai salah satu faktor untuk mengevaluasi keefektivan vaksin. Penelitian vaksin COVID-19 yang terbaru dipublikasikan oleh peneliti Universitas Oxford adalah AZD1222. Vaksin ini diklaim “berkembang dengan baik”  dan sudah direncanakan untuk uji coba tahap tiga, jika berhasil dapat dilakukan pembuatan masal di bulan september tahun ini.

Indonesia sudah memiliki 3 anti virus yang dipatenkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yaang berbahan dasar Eucalyptus. Balitbangtan mengklaim bahwa anti virus tersebut mampu membunuh coronavirus. Pemerintah akan bekerjama dengan PT Eagle Indo Pharma untuk memproduksi v anti virus secara masal. Mari kita doakan semoga penelitian-penelitian ahli membuahkan hasil vaksin & anti virus yang efektif melawan COVID-19.

 

Sumber gambar : https://www.suara.com/bisnis/2020/05/18/201445/kabar-baik-4-anti-virus-corona-buatan-indonesia-dipatenkan