Artikel ini ditulis oleh Bayu Yoni Setyo Nugroho, M.P.H (Dosen Kesehatan Masyarakat UDINUS)
KEBINGUNGAN : Banyak informasi mengenai cara bersikap dan bertindak yang dikeluarkan beberapa institusi dalam berperilaku dalam masa pandemik ini mengakibatkan simpang siur informasi yang diterima masyarakat. Terkadang masyarakat menjadi bingung dan menjadi bahan perdepata ketika sikap yang diambil satu anggota masyarakat dengan yang lain berbeda. Informasi yang terlalu banyak tidak hanya berdampak positif karena semua elemen masyarakat dapat terpapar namun banyak yang mengakibatkan masyarakat mengalami kebingungan. Misalkan ada informasi mengenai penggunaan antiseptic dan menggunakan air sabun dalam mencuci tangan.
KEJENUHAN : Masyarakat telah dihimbau untuk membatasi aktifitas fisik mulai dari bulan April hingga saat ini masih berlaku himbauan tersebut, mengakibatkan masyarakat semua lapisan mengalami kejenuhan. Aktifitas di keadaan normal mungkin dapat bekerja dilapangan dan berkomunikasi dengan banyak orang, namun saat ini dibatasi dan dilarang. Kejenuhan dalam bekerja dari rumah atau belajar dari rumah tentu dialamami oleh beberapa pengajar dan mahasiswa. Contoh lain yakni kegiatan berbelanja saat ini dibatasi sehingga stok makanan dirumah menjadi terganggu dan tidak beraneka ragam seperti keadaan normal. Kejenuhan mengakibatkan perubahan sikap yang tidak baik ketika menghadapi sebuah tantangan atau masalah.
STRESS : Berita di media masa yang memperlihatkan banyaknya jumlah orang yang meninggal akibat COVID menyebabkan tekanan dalam diri individu. Keadaan ini membuat beban mental dan kekawitaran serta was-was akan terjangkit penyakit tersebut. Tren penyakit yang belum mengalami penurunan ditambah lagi tidak adanya obat atau vaksin untuk pencegahan dan pengobatan bagi penderita COVID 19 semakin menambahkan Stress.
KONFLIK KELUARGA : Durasi waktu yang lama Bersama keluarga di dalam rumah terkadang menyebabkan timbulnya konflik baru. Hal ini karena keadaan yang tidak terbiasa Bersama-sama dalam waktu yang lama dengan anggota keluarga. Misalkan konflik antara ibu dan anak, hal ini terjadi karena si anak sudah terbiasa di kost dan ketika bangun lebih siang sehingga ibu menjadi marah karena melihat sikap anaknya yang malas-malasan. Hal ini tentu tidak sepenuhnya tepat karena mungkin si anak telah begadang menyelesaikan tugas.
KREATIVITAS : Aktifitas yang dibatasi mengakibatkan penurunan daya kreatifitas karena kegiatan-kegiatan yang berbasis lingkungan atau outdoor dibatasi. Misalkan pekerja yang sering melakukan olahraga berenang setiang akhir mnggu sekarang terhenti dan tidak bias beraktifitas. Padahal olahraga menjadi cara beberapa individu dalam mengembangkan daya kreatifitas. Selain hal tersebut sebagian masyarakat belum siap atau tidak terbiasa dengan sikap kreatif. Beberapa golongan masyarakat lebih suka memberikan sikap negative dari sebuah kebijakan. Sehingga sulit menerima sebuah kegiatan yang dianggap menyusahkan.
Daftar Pusataka
Prof Zulrizka Iskandar M.Sc. Seminar daring Pokja Kesehatan. Universitas Padjajaran. Senin 11 Mei 2020
gambar diambil dari https://www.google.com/search?q=stress+vector&tbm=isch&ved=2ahUKEwjW146RnrDpAhUOlEsFHa4jDfAQ2-cCegQIABAA&oq=stress+vector&gs_lcp=CgNpbWcQAzICCAAyAggAMgQIABAeMgQIABAeMgQIABAeMgQIABAeMgQIABAeMgQIABAeMgQIABAeMgQIABAeOgQIABBDUPOHB1iglQdgp7cHaABwAHgAgAGoAogB5gmSAQUxLjQuMpgBAKABAaoBC2d3cy13aXotaW1n&sclient=img&ei=0pa7XtamN46ortoPrse0gA8&bih=608&biw=1366&safe=strict#imgrc=MUlO-oSfAGX6SM