Artikel ini ditulis oleh Haikal, SKM, MKM (Dosen Kesehatan Masyarakat UDINUS) dan diedit oleh Humas Fakultas Kesehatan UDINUS.

Dunia saat ini telah memasuki revolusi industri. Dampaknya, sebagian besar pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia, cepat atau lambat tergantikan oleh computer. Namun, apakah benar kebutuhan manusia dapa dipenuhi leh teknologi yang disediakan di era ini ?

Pembicaraan sederhana dosen-dosen UDINUS tentang hal tersebut, tersaji pada tulisan di bawah ini.

“Komputer takkan pernah dapat menggantikan, misalnya seorang Newton. Karena Komputer tidak akan pernah dapat mencipta. ” ujar Frolov, memulai Diskusi di Warung Bu Sutar pada Siang ini.

“Imajinasi, Intuisi dan Fantasi tetap memegang peranan Penting dalam Proses Berpikir. Hal ini Hanya dimiliki Manusia. Komputer-komputer tetap merupakan Learned-Idiots yang takkan pernah mampu berpikir untuk dirinya sendiri dan tak pernah akan mampu memiliki pendapat Pribadi “ Saparina ikut menimpali perbincangan Siang itu.

“sebentar, sebentar kawan. Pelan-pelan, satu-satu.

Ibnu mengambil alih pembicaraan. Masa depan Profesinya sedang dipertaruhkan.

Sebagai seorang yang dilantik dan disumpah atas nama profesi yang menjadikan teknologi adalah kunci, saatnya unjuk gigi.

“ Jadi begini lov, jadi begini rin.

Teknologi telah hadir sebagai kunci dari kebekuan peradaban.

Manusia terlalu lambat untuk menjawab laju zaman yang begitu cepat.

Oh iya, Komputer tidak memiliki pendapat pribadi. Yakin ?

Komputer dapat mengumpulkan fakta, ilmu dan teknik dalam berfikir dari seorang Pakar untuk dijadikan keputusan mengatasi persoalan.

Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut sebagai basis pengetahuan.

Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar.

Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer dapat diprogram untuk membuat inferensi.

Sehingga pada akhirnya dengan komputer, keputusan dan penyelesaian masalah didapatkan sekaligus.

Pakar ini manusia kan ? Bisa meninggal ?

Tetapi pengetahuan, bisa didokumentasikan dan dianalisis. Sehingga, Sistem Pakar yang akan menyelamatkan bumi ini Lov, Rin. ”

“ ya nu, bener.

Komputer memiliki Pendapat pribadi.

Oh iya, Tapi kan itu pendapatnya pakar. Bukan pendapat Komputer, bener gak tuh ?

Komputer biasa atau komputer tingkat tinggi sekalipun, tetaplah Inteligent Idiots yang bersifat Idiotically-Logical.

Sedangkan manusia, bersifat non-rigid Logic yang diluar batas-batas Formal-Logic. ”

Saparina memulai mengeluarkan jurus pamungkasnya, bahasa tinggi lalu menyerang tepat di ulu Hati.

Ibnu tetap tenang, sambil memainkan biji kopi yang menempel di pinggiran gelas.

Tarik nafas perlahan dan siap meneruskan pembelaan.

Namun, Campbell yang baru datang pun langsung menginterupsi pembelaan Ibnu yang bahkan belum diucapkan.

“ bentar, bentar. Ikut nimbrung yah.

Maaf baru datang, habis kelas tadi.

Jadi ini terkait manusia dan teknologi yah.

Jadi gini………….

Kemajuan yang dicapai oleh komputer-komputer masa kini, masihlah belum dapat untuk berpikir (to think) pren. Bahkan untuk saat ini, target komputer memanglah bukan untuk berpikir.

Bener gak pren-pren sekalian ?

Emang ada Komputer di Laboratorium kita yang bisa berpikir tentang bagaimana cara menyelesaikan permasalahan BPJS yang carut marut itu ?

Engga ada pren.

Manusia-lah yang berpikir. ”

Semangat tinggi Campbell yang lupa menengok hati Ibnu. 3 vs 1.

Ibnu langsung memperbaiki posisi duduk. Argumen siap ditawarkan, diterima syukur tidak diterima ditinggal tidur.

“ bener rin, bener lov, bener bel.

Manusia itu penting, sebagaimana teknologi juga penting.

Tidak ada yang lebih penting diantara keduanya.

Manusia membutuhkan teknologi, sebagaimana teknologi membutuhkan manusia.

Masa depan dunia bukanlah ditentukan oleh siapa yang lebih berguna antara manusia dan teknologi.

Namun masa depan dunia ditentukan oleh kombinasi sempurna antara manusia dan teknologi.

Kita saling membutuhkan.

Aku membutuhkan Frolov, Frolov membutuhkan aku.

Dan Saparina serta Campbell juga demikian, Kita saling membutuhkan.

 

Oh iya, aku lupa membawa dompet.

Lov, talangi dulu yah. Kan kita saling membutuhkan agar dunia bisa baik-baik saja. ”

 

Lalu Ibnu Pulang tanpa meminta Persetujuan.

“ nuuuuuuuuuu ” teriak Campbell.

“Bagaimana nasib ribuan petani yang terancam tidak memiliki pekerjaan setelah mesin-mesin sedang menginvasi pedesaan”

Ibnu melirik sebentar lalu menjawab

“ yaaaaaaa bel, besok Lanjuuuuut. “

 

Cerita ini terinspirasi oleh Pendapat dari Frolov, Campbell dan Saparina pada Buku Kreativitas dan Humanitas Karya Primadi Tabrani

Gambar diambil dari website https://indonesiaimaji.com/manusia-vs-teknologi-dalam-pasar-dan-industri/