Artikel ini ditulis oleh Vilda Ana Veria Setyawati, S.Gz, M.Gizi. Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat, UDINUS
Trend kuliner terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman. Terkadang trend tersebut tidak selalu sesuai dengan prinsip kebutuhan gizi seimbang. Dengan berkembang pesatnya dunia sosial media saat ini khususnya untuk instagram dan youtube, semakin banyak yang berlomba untuk membuat konten-konten menarik demia mendapat jumlah viewer atau like yang banyak. Mengapa demikian, semakin banyak mendapat viewer atau like, maka pendapatan dari iklan untuk si pemilik konten juga bertambah.
Nah, salah satu trend kuliner yang sedang banyak diminati berbagai kalangan saat ini adalah MUKBANG.
Apa yang dimaksud dengan mukbang ? Mukbang berasal dari dari muk-ja yang artinya makan dan bang-song yang artinya siaran. Istilah ini berasal dari Korea yang sudah menjadi trend sejak tahun 2010. Jika diterjemahkan lebih lanjut, mukbang artinya siaran makan. Jadi pemilik konten akan melakukan siaran atau live saat makan. Sembari makan, mereka akan mengomentari apapun terkait yang dimakan. Baik segi rasa, penampilan, harga, porsi, dan lainnya.
Jika melihat lagi dari definisi sebenarnya, mungkin sah-sah saja mukbang dilakukan. Namun, trend mukbang sudah tidak sama dengan arti katanya. Si pemilik konten berfikir, makanan yang sudah biasa dimakan banyak orang tidak akan membuat viewers tertarik melihat dan memberikan like. Sehingga, mulai lah mukbang menjadi istilah lain yaitu siaran makan dalam porsi besar dan menu yang tidak biasanya.
Jumlah energi yang dibutuhkan untuk sekali makan remaja atau dewasa sekitar 500-700 kkal. Akan tetapi porsi untuk sekali mukbang bisa mencapai 10.000-15.000 kkal. Termasuk dinegara kita, mukbang dikenal dengan menyiarkan yang dimakan dalam jumlah yang sangatlah besar. Bahkan artis-artispun juga ikut terlibat demi meramaikan trend ini di konten mereka masing-masing.
Apakah mukbang memberi dampak bagi kesehatan ?
Tentu jawabannya “iya”. Bisa dibayangkan bagaimana pencernaannya jika dipaksakan untuk memuat makanan 30x lebih besar dari pada porsi seharusnya. Segala sesuatu yang berlebihan bisa saja menimbulkan hal-hal negatif bukan.
Beberapa dampak negatif tersebut yaitu OBESITAS. Penumpukan energi yang berlebih didalam tubuh yang jauh di luar kebutuhan akan menambah berat badan seseorang sehingga pelan namun pasti bisa menimbulkan obesitas. Selain itu, makanan mukbang berupa seafood dalam waktu cepat dapat meningkatkan kolesterol dan lemak darah lain. Selain itu, bagi yang memiliki lambung sensitif dapat berisiko meningkatkan asam lambung dan juga beberapa makanan akan mengiritasi. Bahkan, ususpun memiliki batas untuk menampung makanan. Terbayangkan bukan, sebuah plastik ukuran 1 kg, diisi menjadi 30 kg.
Beberapa orang berpikir di luar atau dalam negeri, banyak tokoh-tokoh mukbang yang tetap terlihat langsing dan normal. Namun, apakah kita tahu treatment apa yang mereka lakukan sebelum atau setelah mukbang untuk menjaga badannya. Bisa saja, mereka melakukan diet khusus sebelum atau setelah siaran. Dan juga, mungkin saja mereka melakukan olahraga yang sangat keras untuk membakar kalori yang didapat setelah melakukan mukbang.
Sehingga, beripikirlah beberapa kali untuk melakukan mukbang. Dunia sosial media tidak seindah kenyataan. Lebih baik berpikir bagaimana badan kita terpenuhi kebutuhan gizinya dengan cara yang tepat. Di Korea sendiri, trend mukbang mulai dilarang mengingat dampak-dampak negatif. Mengapa kita baru mulai ????
Jadilah netizen yang cerdas…..
Gambar depan diambil dari https://www.brilio.net/creator/fenomena-mukbangmakan-besar-di-dunia-101293.html