Artikel ini ditulis oleh Fitria Dewi Puspita Anggraini, S.KM, M.Sc
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh 4 orang dosen dari Fakultas Kesehatan Udinus dilatarbelakangi oleh tingginya kasus stunting yang ada di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Sebanyak 271 anak stunting dinyatakan stunting dari 2.188 balita yang ada, menjadikan Kelurahan Tanjung Mas menempati peringkat keempat kasus stunting di Kota Semarang pada tahun 2021 dengan prevalensi kasus 12,39.
Pengabdian masyarakat dengan mengusung konsep pemberdayaan kader ini dilakukan oleh Sylvia Anjani, SKM.,M.Kes dari Prodi D3 RMIK, serta Vilda Ana Veria Setyowati, S.Gz., M.Gizi; Aprianti, S.KM., M.Kes; dan Fitria Dewi Puspita Anggraini, S.KM., M.Sc dari prodi S1 Kesehatan Masyarakat. Bertempat di kantor kelurahan Tanjung Mas, keempat dosen Fakultas Kesehatan ini memberikan edukasi kepada perwakilan kader posyandu pada hari Rabu, 1 September 2021. Materi pertama disampaikan oleh Sylvia Anjani, SKM., M.Kes yang membahas tentang indeks antropometri dan menghitung status gizi dengan Z-Score berdasarkan Permenkes tahun 2020. Sesi kedua dilanjutkan oleh Fitria Dewi Puspita Anggraini, S.KM., M.Sc. yang mengupas pembahasan terkait stunting dari mulai ciri-ciri hingga dampak penyakit lain yang akan dialami anak stunting. Materi terkait stunting disempurnakan oleh Aprianti, S.KM., M.Kes yang menjelaskan terkait cara pencegahan stunting terutama pada 1000 HPK. Sesi penutup diisi dengan melakukan instalasi dan penggunaan aplikasi pencegahan stunting yang disampaikan oleh Vilda Ana Veria Setyowati, S.Gz., M.Gizi. Install aplikasi dan penggunaan menu edukasi pencegahan stunting dilakukan oleh seluruh kader posyandu yang menghadiri kegiatan pengabmas agar nantinya para kader yang merupakan ujung tombak dari pihak kelurahan dalam upaya penurunan stunting dapat mengedukasi seluruh ibu dengan balita di kelurahan Tanjung Mas.
Stunting adalah kondisi tubuh yang sangat pendek dilihat dari standar baku WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study). Balita dengan kondisi stunting memiliki ciri-ciri sebagai berikut: postur badan lebih pendek dari ukuran normal seusianya, pertumbuhan tulang dan gigi melambat, wajah anak tampak lebih muda dari usianya, tanda pubertas melambat, cenderung memiliki performa buruk pada tes perhatian dan performa belajar, serta di usia 8-10 tahun anak akan jadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan eye contact. Kondisi stunting pada anak usia 0-60 bulan dapat diukur menggunakan indeks antropometri dari Berat Badan menurut Umur (BB/U), indeks Panjang Badan / Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), indeks Berat Badan menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/TB) serta indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U). Ambang batas normal untuk berat badan anak (BB/U) adalah -2 SD sd -1 SD; ambang batas normal untuk tinggi badan anak (TB/U) adalah -2 SD sd +3 SD; ambang batas normal untuk status gizi anak (BB/TB) adalah -2 SD sd +1 SD; sedangkan ambang batas normal untuk status gizi menurut IMT (IMT/U) adalah -2 SD sd +1 SD. Kurva Standar Deviasi ini juga dapat dilihat melalui grafik di Kartu Menuju Sehat pada buku Kesehatan Ibu dan Anak jika ibu selalu rutin melakukan pengecekan kondisi tumbuh kembang anak di posyandu/bidan/puskesmas terdekat.
Upaya pencegahan stunting dapat dilakukan di fase kehamilan dan menyusui, diantaranya ibu hamil harus makan lebih banyak dari biasanya (harus memenuhi kebutuhan gizi seimbang dari mulai karbohidrat, lemak, protein, buah, sayur dan susu), rutin mengkonsumsi tablet tambah darah yang dapat mencegah anemia dan meningkatkan sistem ketahanan tubuh, melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), atasi kekurangan Yodium dengan konsunsi garam beryodium, memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, pemberian ASI hingga 2 tahun didampingi dengan MP-ASI yang adekuat secara kandungan gizi dan porsinya, menanggulangi kecacingan dan tertib dalam memberikan Imunisasi Dasar Lengkap.
Pencegahan stunting dilakukan pada 1000 HPK (1000 Hari Pertama Kehidupan) yang terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada 2 tahun pertama kehidupan buah hati. Dampak pada masa periode emas akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya.
Keterangan:
SD : Standar Deviasi
sd : sampai dengan